Fairmummy.blogspot.com

Monday, 6 August 2012

Mawar Terpinggir


Hasil Nukilan: 
MR@Copyright
Penat Menaip: 
***
Aku masih  sibuk mengulangkaji pelajaran Fizik ketika mendengar suara lantang di  pintu kelas.
“ Happy Birthday Fatin, semoga panjang umur,”
“ Yo…Yo…Mari bergembira!” dan pelbagai lagi kata-kata senda yang lain kedengaran di cuping telingaku. Ku lihat Fatin dikerumuni oleh teman-teman yang saling berebutan, saling untuk mendahului menyalami tangannya. Suaranya riuh rendah. Ku lihat wajah Fatin berseri-seri. Bibirnya yang mungil tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. Wajah yang cantik itu bertambah manis dipandang. Bagaikan bintang filem yang dikerumuni peminat untuk meminta autograph.
Ku alihkan mataku menatap bangku-bangku kosong. Seisi kelas bangun dan terus mengelilingi Fatin. Tinggallah aku sendiri, duduk di belakang kelas tanpa berminat sedikitpun untuk mengucapkan selamat ulangtahun padanya. Sesekali terdengar jua celoteh mereka yang diselangi dengan gurau dan tawa. Tiba-tiba sahaja hatiku menjadi begitu sakit. Sangat sakit. Kurasakan aku hanya sendirian tanpa teman. Sepi tanpa seorangpun yang menghiraukan ku.
Beginikah cara mereka merayakan ulang tahun sang primadona? Aku semakin merasa tersisih dari mereka. Hatiku pedih menyaksikan mereka. Terasa ada yang hangat mengalir di pipiku. Alangkah tidak adilnya! Jerit hatiku. Fatin dikerumuni semua teman, sedangkan aku sendirian dan tidak ada siapapun yang menghiraukan . Tiba-tiba rasa benciku pada Fatin mendorongku untuk meninggalkan kelas.
Fatin memang menjadi kesayangan teman-teman. Fatin cantik, anak usahawan kaya, pintar dan ramah. Dia begitu sempurna. Di sekolah, dialah murid yang sering mengharumkan nama sekolah. Fatin bukan hanya seorang primadona tetapi adalah penolong ketua pengawas. Jadi tidak hairanlah ramai teman yang menyanjungi dan memuja Fatin.
Dan apalah yang ada pada diriku ini? Tak ada apa yang perlu ku banggakan di depan teman-teman. Apakah aku harus membanggakan orang tuaku yan g hanya berkerja sebagai pegawai rendah? Haruskah ku membanggakan ayahku yang hanya bertugas sebagai driver kepada ayah Fatin? Atau aku akan membanggakan ibuku yang hanya menjual kuih di depan rumahku? Tidak! Tidak ada apa yang harus ku banggakan. Aku tak punya apa-apa. Aku tidak mempunyai nilai-nilai murni seperti Fatin. Aku hanyalah seorang gadis yang mempunyai wajah yang tak seberapa. Aku tak pandai untuk bersikap ramah di depan teman-teman. Ketika berbicara, aku seringkali kecundang dan gugup. Aku miskin dan tak punya apa-apa.

No comments:

Post a Comment